Ada seorang murid datang ke sekolah dengan wajah tertunduk, perlahan mulai mengangkat wajahnya, mulai dicecar dengan berbagai pernyataan, dan ahirnya siswapun mulai mengungkapkan alasanya datang terlambat, maaf Bu Guru, saya terlambat karena balik kerumah lagi, baju saya kotor, terjatuh dijalan. Rasa takutpun dialami siswa ini, membela diri sebagai situasi pembenaran, walaopun kebeneran bukan berarti slalu kesalahan, perlu kita memperbaiki, bukan dengan menutupi kesalahannya walaupun memang benar dengan adanya.
Itulah manusia, memang banyak yang sudah tau duduk permasalahnnya, yaa jalan rusak, licin, berdebu. Meski papan yang bertuliskan sudah "Hati-Hati Jalan Berlubang Dalam Penanganan" tapi gak tau kenapa dibiarkan saja, seperti papan yang gak diurus, mungkin kali papan itu dirawat yaa biar gak rusak, meskipun "papan" bersamamu tapi itu bukan milikmu.
Engkaupun juga bisa jadi seperti papan itu, seperti ada tapi ditiadakan, bolehlah saja kamu mengerti tanpa memaksakan asalkan jangan samar yak ! nanti ndlohom aja, termenung melihat adanya itu. Ehh, tapi ada juga loh yang berniat sekali berperang melawan dirinya sendiri, tetap aja tuh melewati jalan itu, gak ada kapoknya kali yaa, walopun harus bisa dibilang bersusah payah untuk melewatinya.
Terkadang kita meleset berpikir, tak tepat pada koordinatnya, diharuskan memenangkan perang dalam hatinya sendiri. Pulang sekolah, murid itu bertanya pada Mamake "Mak deneng dalane rusak ae?ngenes lahh inyong leh sekolah" Dah sante aja kali nak, kita bukan siaap-siapa, mau bisa apa. Nohh, liat aja jalan di depan Gor Satria, kalo disini mah masih bagus banget, kok di aspal lagi, pas itu si OM liat, abis nonton Persibas VS PSGC Ciamis. Ingat nakk !!! kita bukan dikota kali, kita itu desa, gak usah neko neko yaa. Kalau di kota kann cepat responnya, jalan berdebu sedikitpun langsung dibenahi, tuh yang onoh di karangwangkal, komplek Unsoed. Tak imbuhi satu lagi nak, bapakmu itu bukan yang berkepentingan di kabupaten.
Percayalah pada kabupaten aja nakk, dimungkinkan sudah adil, anak itupun langsung ndlohom. Belum lama juga tuh nak, kamu gak berkecil hati, tuh liat anak ke sekolah harus ngojek ke Brebes, akibat angkotnya terjebak macet, akibat jalan rusak di Ajibarang, kamu harus bersyukur yaa, masih untunglah, bercibaku dengan jalan yang becek. Apalagi sekarang musim hujan nak, dimungkinkan jalan pada terkelupas, jangan salah yaa, nanti juga masyarakat juga pada menjerit.
Ketika hari selanjutnya, Guru datang terlambat, mungkin guru tergoda untuk menceritakan kesulitan, rintangan yang dialaminya, alhasil, Ahh tidak untuk saya, harus bertanggung jawab atas kesalahan saya. Guru pun berkata" Saya minta maaf karena datang terlambat, saya berusaha tidak akan mengulanginya lagi... ."
Kota Satria