Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948) adalah sastrawan dan budayawan berkebangsaan Indonesia. Ia menamatkan SMA di Purwokerto. [1] Karya monumentalnya, Ronggeng Dukuh Paruk, sudah diterbitkan dalam berbagai bahasa dan diangkat dalam film layar lebar berjudul Sang Penari. Ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman (1975-1976). Tulisan-tulisannya berisi gagasan kebudayaan dimuat di berbagai media massa. Ia juga menjadi pembicara di berbagai diskusi/seminar kebudayaan.(Wikipedia)
Di Indonesia ada 9 Alquran yang diterjemahakan, dan salah satunya menggunakan Bahasa Banyumasan, harus bangga yaa sebagai masyarakat Banyumas. Memang di Pulau Jawa dominan menggunakan Bahasa Jawa, namun Kemenag memilih menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Banyumasan, nahh ini alasannya “ Bahasa Banyumas itu bahasa yang lebih tua ketimbang Bahasa Jawa yang sekarang dipakai,” kata Ahmad Thohari, budayawan yang terlibat dalam tim penerjemah Alquran Kementerian Agama di Jakarta, Kamis 3 Desember 2015, tambahnya “ Bahasa Banyumasan telah ada sejak abad ke-7. Di abad ke-16 mulai dipolitisasi pendiri Kerajaan Mataram dengan mengubah bahasa Kuna yang punya strata bahasa,”.
Menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Banyumas merupakan upaya untuk melestarikan Bahasa Jawa Kuna, sebab, saat ini banyak yang belum tahu bahwa bahasa ini (Bahasa Banyumasn) merupakan bahasa asli masyarakat Jawa sebelum munculnya pengaruh Kerajaan Mataram.
Ahmad Tohari juga menambahkan, penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Banyumasan tidak akan mengurangi kesucian Alquran, justru akan menambah sisi emosional masyarakat lokal.
Menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Banyumas merupakan upaya untuk melestarikan Bahasa Jawa Kuna, sebab, saat ini banyak yang belum tahu bahwa bahasa ini (Bahasa Banyumasn) merupakan bahasa asli masyarakat Jawa sebelum munculnya pengaruh Kerajaan Mataram.
Ahmad Tohari juga menambahkan, penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Banyumasan tidak akan mengurangi kesucian Alquran, justru akan menambah sisi emosional masyarakat lokal.
Kota Satria